Friday, November 21, 2008

Kopi Aceh Tengah Diusulkan Dapat Sertifikasi Nasional

BANDA ACEH -- Komoditi kopi varietas unggul asal Kabupaten Aceh Tengah diusulkan mendapat sertifikasi nasional karena produk pertanian itu memiliki citra rasa cukup tinggi dan prospek pasar yang mengembirakan."Aceh Partnerships For Economic Develoment (APED) dan forum kopi Aceh segera mengusulkan tiga jenis kopi unggul yakni varietas Bor-Bor, Tim-Tim dan P 88 agar mendapat sertivikasi nasional untuk dapat dikembangkan di Aceh Tengah," Kabag Humas Pemkab Aceh Tengah, Windi Darsa di Takengon, Minggu.

Ketiga varietas tersebut sebelumnya telah mendapat penelitian dari pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia, tambahnya.Ia menjelaskan, tekad untuk mengusulkan tiga varietas unggul yang akan dikembangkan secara luas di Aceh Tengah itu terungkap dalam Workshop pemaparan hasil uji varietas kopi "Gayo" dan pembahasan indikasi geografis kopi.

Tiga varietas kopi "Gayo yang memiliki spesifikasi cita rasa tersebut disampaikan oleh DR. Surip Mawardi dari pusat penelitian kopi dan kakao, Jakarta.Dihadapan para eksportir kopi Aceh Tengah dan Bener Meriah, Surip menyatakan pihaknya telah melakukan penelitian selama sekitar tiga tahun di Aceh Tengah untuk mendapatkan varietas yang cukup unggul dikembangkan. Pengembangan kopi di daerah berhawa sejuk di NAD itu dinilai cukup memiliki keunikan.

Dari data menyebutkan luas tanaman kopi Aceh Tengah seluas 70 ribu hektar. Dari total luas itu seluas 40 ribu hektar merupakan perkebunan kopi produktif.Surip Mawardi menjelaskan, tahun 2008 merupakan trend bagi pasaran kopi yang tergolong special. Artinya dari 20 varietas kopi yang dikembangkan itu maka tiga jenis kopi yang memiliki cita rasa khas.

Dalam proses pengolahan kopi spesial yang harga pasarannya masih mengacu pada terminal di New York tersebut masih dilakukan secara proses pengolahan basah gerbus basah dan gerbus kering."Proses seperti itu dicari oleh para konumen kopi dunia. Saya berharap agar ketiga varietas kopi itu dapat dikembangkan di dua kabupaten (Aceh Tengah dan Bener Meriah)," kata dia. (ant/kp/republika)

Thursday, November 20, 2008

Team Peneliti Temukan Varietas Kopi Gayo yang Bercitarasa Tinggi

Team Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam dalam kurun waktu setahun terakhir telah melakukan penelitian untuk mendapatkan varietas kopi arabika di dataran tinggi gayo yang bercitarasa tinggi yang disenangi oleh konsumen luar negeri sebagai pangsa eksport terbesar kopi gayo. Tiga varietas kopi arabika yang mempunyai citra rasa tinggi tersebut yaitu varietas PB 88, Borbor, dan Timtim. Menurut Teuku Iskandar, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam , penelitan tersebut terlaksana berkat adanya kerjasama dengan Aceh Partnerships for Economic Development (APED, UNDP), dan Forum Kopi Aceh.

Hasil penelitian tersebut terungkap pada Workshop Pemaparan Hasil Uji Varietas Kopi Gayo, Sabtu (10 Oktober 2008) di Kebun Percobaan Gayo (KPG-BPTP NAD) , Pondok Gajah, Kabupaten Benar Meriah, yang dipaparkan oleh ketua team Peneliti Dr Surip Mawardi dari Puslit Kopi-Kakao, Jember, Jawa Timur. Menurut Surip, penelitian ini dimulai sejak tahun 2007 dengan metode obervasi dan pengambilan sample sembilan varietas kopi arabika yang ditanam oleh petani di dataran tinggi gayo, yakni Bergendal (varietas local, typical), S 288 (hasil seleksi di India), Borbor (hasil seleksi petani), S 795 (seleksi India, diperbaiki oleh PPKKI), Timtim (hasil seleksi KP-Gayo), C 50 (catimor type, introduksi dari Australia), Catimor Jaluk (hasil seleksi petani), P 88 (catimor type, introduksi dari Thailand) dan BP 542 A (hasil seleksi PPKKI).

Lebih lanjut Surip mengatakan “ test citarasa baik dalam negeri maupun luar negeri (Jepang, USA dan Australia) telah menemukan tiga varietas kopi arabika gayo mempunyai citarasa tinggi yakni Timtim (pada ketingian 1.250 meter dari permuaan laut/dpl), P 88 (1.400 meter dpl), dan Borbor (1.520 meter dpl)”. Keunggulan tiga varietas kopi tersebut dilihat dari beberapa indicator yaitu fragrance (bau bubuk kopi), aroma ( bau kopi setelah diseduh dengan air panas), body (kekentalan), flavor (rasa) dan rasa di mulut dan kerongkongan setelah minum kopi (after taste).

Lebih jauh Surip mengatakan “ tiga varietas kopi tersebut akan mampu merebut pangsa pasar terbesar penikmat kopi di manca negara”. Hal tersebut terindikasi, dimana akhir-akhir ini pasar kopi spesialti tumbuh pesat, khususnya di negara-negara konsumen utama, sebagai contoh katanya “ NCA (2008) melaporkan bahwa, konsumsi kopi gourmet (specialty) orang dewasa di Amerika Serikat (USA) meningkat dari 14 % menjadi 17 % pada tahun 2007 dan 2008.

Luas areal kopi arabika di dataran tinggi gayo yang mencakup Kabupaten Aceh Tengah dan Benar Meriah mencapai 70.000 hektar, dari total luas tersebut 40.000 hektar merupakan perkebunan kopi produktif. Bupati Aceh Tengah, Ir H. Nasaruddin Ibrahim MM yang ikut hadir pada Workshop Pemaparan Hasil Uji Varietas Kopi Gayo tersebut mengatakan “ Saya yakin prospek pasar untuk tiga varietas kopi tersebut cukup bagus, sehingga perlu diusulkan pelepasan kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia”. Dalam hal ini, Bupati Aceh Tengah minta Kepala BPTP NAD untuk dapat mengusulkan kepada team komisi pelepasan varietas nasional untuk proses pelepasan varietas dimaksud. Bupati Aceh Tengah juga berharap disamping citarasa, kopi arabika yang diusulkan untuk pelepasan tersebut juga memiliki produksi yang tinggi dan tahan terhadap penyakit. Kepada pihak yang terkait juga diminta untuk mengiformasikan kepada petani kopi di dataran tinggi gayo tentang tiga varietas yang diusulkan tersebut.

Workshop yang di laksanakan di ruang pertemuan KP-Gayo tersebut juga dihadiri oleh Ketua Furum Kopi Aceh, Drs Mustafa Ali, ahli kopi dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Dr Abu Bakar Karim, Dr Tony Marsh, Coffe Consultant, Highfields, Australia dan sejumlah pakar kopi di Provinsi NAD. (BPTP NAD)